Kamis, 23 Desember 2010

UN 2010

Pemerintah dan Badan Standar Pendidikan Nasional telah siap dengan formula baru penilaian kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Untuk itu, pelaksanaan ujian nasional tahun ajaran 2010/2011 hanya dilaksanakan satu kali pada bulan Mei 2011.
Pada tahun ini UN ulangan ditidakan. Adapun ujian sekolah diadakan sebelum pelaksanaan UN.

Ujian nasional (UN) utama untuk SMA/SMK digelar pada minggu pertama Mei 2011, sedangkan untuk SMP pada minggu kedua Mei 2011. Adapun UN susulan bagi mereka yang belum mengikuti UN utama dilaksanakan satu minggu kemudian. Pada tahun ini UN ulangan ditidakan. Adapun ujian sekolah diadakan sebelum pelaksanaan UN.

Demikian perubahan yang terungkap dalam sosialisasi kebijakan UN Tahun Pelajaran 2010/2011 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Jakarta, Kamis (17/12).

Kegiatan tersebut selain untuk mensosialisasikan juga meminta masukan soal perubahan UN dari dinas pendidikan kota/kabupaten dan perguruan tinggi.Pemerintah memnag telah memgang formula baru. Namun, sebelum ditetapkan secara resmi, pemerintah dan BSNP meminta masukan dari daerah apakah perubahan dalam pelaksanaan UN 2011 bisa diterima dengan baik.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan dengan adanya formula baru yang mengevaluasi siswa secara komprhensif selama tiga tahun belajar, polemik UN yang muncul tiap tahun diharapkan bisa berhenti. “Kita nantinya mesti lebih fokus pada apa yang perlu dikerjakan atau diperbaiki dari hasil UN,” ujar Nuh.

Ketua BSNP Djemari Mardapi mengatakan penilaian kelulusan antara UN dan hasil belajar di sekolah tidak lagi saling memveto, namun bisa saling membantu. Untuk itu, penilaian UN digabung dengan nilai dari sekolah.

Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,5. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.

Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN.

Nuh mengatakan bobot UN mesti lebih besar dari nilai sekolah untuk mengontrol hasil kelulusan. Pasalnya, dari data-data yang ada masih banyak sekolah yang me-mark up nilai siswa.

Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3.

Sumber : http://unsma.ujiannasional.org

One piece avatars

Senin, 22 Maret 2010

TUA

Derit kursi terdengar

Mengalun lirih

Tertutup bayangan Sang Surya

Yang mulai lenyap oleh ganasnya samudera

Derit kursi terdengar

Rapuh termakan usia

Tergolek di sudut sisa usia

Kini hanya bias memandang

Menopang sekarung penyesalan

Menunggu waktu yang tak pasti

Menunggu sirnanya usia

Yang di tabukan oleh Sang Ilahi


Amanat : Agar kita memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya. Agar kita tidak menyesal di hari tua nanti

Selasa, 23 Februari 2010

Sistem Ekresi Ikan Air Tawar dan Ikan Air Laut

Sistem eksresi ikan (pisces) seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
  1. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
  2. Kulit kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
  3. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine

Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
  • Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
  • Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.

Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.

Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi. Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.

Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses-proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal. Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui:
- ginjal
- kulit
- membran mulut

  • Osmoregulasi pada ikan air tawar
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air. Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.

  • Osmoregulasi pada ikan air laut
Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.

Semoga bisa membantu

Kamis, 18 Februari 2010

Cerkak

KARAKTERISTIK CERKAK



a. Unsur Intrinsik :
1. Judul : Cerkak ini mempunyai judul “Pawongan Misterius”
2. Penulis : Suadmi
3. Setting :
• Setting Tempat : Cerkak ini mempunyai setting tempat di Rumah Makan dimana Rini bekerja.
• Setting Waktu : Cerkak ini mempunyi setting waktu antara setelah adzan luhur sampai jam 13.00.

 Wis takbatang, pawongan iku mesthi bakal teka maneh. Wis patang dina iki dheweke ajeg katon ing kene, papanku nyambut gawe saben dinane. Ora lidok, dina iki dheweke mecungul tenan. Eloke, wancine ora tau geseh, tekane pijer antarane bar adan luhur nganti jam siji. Aku durung tau ngonangi dheweke mrene wanci esuk, sore, utawa bengi.
4. Tokoh :
• Rini : Rini mempunyai sifat ingin tahu yang cukup besar, ramah dan suka memperhatikan orang lain.
• Andi : Setia dan ramah.
5. Alur : Cerkak ini mempunyai alur maju
6. Sudut Pandang : Cerkak ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, karena tokoh utamanya memakai kata ganti orang “aku”.

b. Nilai-nilai :
1. Nilai Sosial : “Nek esuk rak kula nggih nyambut damel ta. Hla nek dalu niku prekarane griya-kula tebih saking ngriki, Mbak. Nek wanci siyang ngaten niki rak jam rolasane kantor. Mung caket, wong kantore ten kidul pratelon kilen ngriku.”
2. Nilai Moral : “Menika unjukanipun, Mas,” aturku marang dheweke karo ngathungake driji jempol tangan tengenku, kaya biyasane wong nyaosake suguhan marang tamu kae.
3. Nilai Agama : Mpun ginaris nek Rini kedah ndhisiki sowan Pangeran.




Pawongan Misterius

Supadmi

Wis takbatang, pawongan iku mesthi bakal teka maneh. Wis patang dina iki dheweke ajeg katon ing kene, papanku nyambut gawe saben dinane. Ora lidok, dina iki dheweke mecungul tenan. Eloke, wancine ora tau geseh, tekane pijer antarane bar adan luhur nganti jam siji. Aku durung tau ngonangi dheweke mrene wanci esuk, sore, utawa bengi.

Dina iki dheweke teka nganggo clana dawa ireng alus, setrikan mlithit. Rada beda karo wingi, saiki dheweke ora nganggo kaos oblong nanging hem lengen dawa werna abang tuwa, kathik dilinthing tekan sikut barang. Rambute panggah dilengani lan disisir mlipis. Sepatune beda karo sing di-anggo dhek wingi, luwih dhuwur hak-e lan luwih kinclong ireng meleng-meleng.
Satemene tekan seprene aku durung wanuh karo pawongan iku senajan suwene patang dina iki saparipolahe ing kene pijer tak-ulati, takjingglengi, lan taktiteni. Nitik saka pasuryane, bokmenawa umure ora kacek adoh karo aku. Satuwa-tuwane, takkira ora bakal punjul saka sangalikur taun. Batanganku iki kudune ora kleru. Sebab dhasarku cetha, umurku saiki nemlikur taun lan mesthine luwih enom tinimbang dheweke. Mokal yen umure luwih saka telungpuluh. Sebab kudune yen umur semono wis omah-omah. Kamangka saben mrene, ajeg ijen ora ana kancane, apa maneh kanca wadon. Ateges, manut pangiraku, dheweke isih jaka lan umure antarane pitulikur tekan sangalikur taun.

Saiki dheweke wis lungguh ing kursi pojok wetan, prenahe ing meja nomer telu. Elok! Saben mrene, dheweke ajeg milih lungguh ing kursi iku. Kok bejane, ndilalah, uger dheweke teka, kursi ing meja nomer telu iku mesthi pinuju kosong, ora ana sing nglungguhi. Eloke maneh, nalika wis mapan lungguh, mripate ora banjur nyawang swasana ing njaba liwat cendhela sing ngoblah-oblah ing sisih tengene. Kudune luwih marem nyawang tetamanan sing kebak kembang, blumbang bening kebak iwak, lan ngrungokake swara banyu kemricik saka pager tembok sing diistha dadi grojogan cilik iku tinimbang mung ngethekur mandeng asbak, wadhah tisu, wadhah sambel, wadhah kecap, wadhah saos, lan wadhah biting kanggo cecukil slilit ing ndhuwur meja.
Isih ana sing elok maneh! Saben mrene dheweke mesthi mung tuku es jus tomat rong gelas. Ora tau tuku liyane. Ora tuku sega, ora tuku camilan, uga ora tuku rokok. Uger jus tomat pesenane wis dadi, banjur tak-aterake lan dheweke taksumanggakake ngombe, wangsulane mesthi padha: “Matur nuwun, Mbak” karo nangkepake dlamakan tangan kekarone, kaya patrape wong nyembah, diwuwuhi manthuk lan mesem. Anehe, ora let sedhela, durung nganti aku ngungkuri mejane, dheweke banjur omong, “Ayo diminum jusnya” karo nggeser sing sagelas, diprenahake maju, kaya-kaya ana wong sing nglungguhi kursi sangarepe, lan disuguhi es jus tomat mau.
“Lagi ndeleng sapa ta, Rin?” Swara pitakone Mbak Wati ngowahi panyawangku marang pawongan elok, eh, aneh iku mau. “Iki, terna pesenane Mas-e kae,” pakone karo ngulungake es jus tomat rong gelas.

Ora prelu dadak ditudingake wong-e, aku yakin yen jus iki mesthi kanggo pawongan sing taksawang lan takrasani wiwit mau. Beda karo padatan, tanpa sranta aku nyaut nampan lan mbungahi ngaterake rong gelas es jus tomat menyang meja nomer telu. Pikiranku uga rada beda. Karo mlaku, aku nggagas piye yen mentas nyelehake gelas, banjur lungguh ing kursi sangarepe dheweke, pawongan “aneh” iku. Aku uga nyoba ngreka ukara kanggo miwiti tetepungan lan mbacutake jejagongan karo dheweke. Aku pengin ngreti sapa sejatine dheweke.
Durung nganti rerekan ukaraku dadi, jebul jangkahku wis tekan sisih tengen kursine. Age-age, gelas es jus tomat tak-udhunake saka nampan siji baka siji, takselehake ing mejane.

“Menika unjukanipun, Mas,” aturku marang dheweke karo ngathungake driji jempol tangan tengenku, kaya biyasane wong nyaosake suguhan marang tamu kae.

“Inggih, matur nuwun, Mbak,” wangsulane marang aku karo isih panggah kaya wingi, tangane kaya wong nyembah lan sirahe manthuk sethithik banjur mesem manis banget.
Nanging ana sing beda. Ritual nggeser gelas ora ditindakake. Semono uga ukara “Ayo diminum jusnya” iku. Bokmenawa dheweke tanggap marang owah-owahanku. Biyasane rampung krungu atur panuwun aku banjur malik klepat lan ngujlug bali ing papan maune. Kamangka saiki ora. Saiki aku isih tetep ngadeg ing sisih tengene karo ndekep nampan. Mesthine dheweke bingung tan kepengin takon jalarane. Lan dheweke takon tekan, nanging ora liwat omongan, mung liwat panyawang. Mripate mandeng aku, alise mengkerut mudhun, lan lambene menga sethithik. Ketara, dheweke ngrasakake ana sing beneh. Lan aku mung mesem banjur mapanake bokong, lungguh ing kursi sangarepe. Dheweke katon sansaya ngampet akeh pitakonan. Ketara lambene sansaya ngowoh lan dadi rada suda baguse, mung sethithik.

Uji Makanan, Vitamin,dan Lemak

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat ridho dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan lancer dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Jiwita selaku guru pembimbing kami.

Di dalam laporan ini kami menyajikan hasil dari uji zat makanan dan uji enzim. Kami menyelidiki dengan menggunakan berbagai bahan makanan yang masing-masing akan diuji kadar amylum, protein, glukosa, lemak, dan vitamin. Kami juga menggunakan air liur untuk menguji enzim ptyalin yang terkandung didalamnya.

Walaupun demikian kami menyadari kekurangan dari laporan in, seperti pepatah mengatakan “ tak ada gading yang tak retak”. Kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun laporan kami. Kami harap laporan ini dapat menambah wawasan teman-teman yang membacanya.

Sragen, Januari 2010

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Yang melatar belakangi penelitian kami adalah karena kami ingin mengetahui secara langsung zat makanan apakah yang terdapat dari berbagai bahan makanan yang akan kami uji coba. Serta kami juga ingin mengetahui kerja enzim dalam makanan.

Tujuan

  • Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam berbagai bahan makanan.
  • Untuk mengetahiu kerja enzim dalam makanana.

Permasalahan

  • Apa bukti suatu makanan mengandung zat makanan seperti amylum, protein, glukosa,lemak dan vitamin.
  • Apa bukti enzim dapat bekerja dalam makanan.

Sistematika Penulisan

  • Cover
  • Kata Pengantar
  • Bab I

Pada bab ini kami menjelaskan latar belakang, tujuan, permasalahan dan sistematika penulisan.

  • Bab II

Pada bab ini kami menuliskan landasan teori dari praktikum yang telah kami laksanakan

  • Bab III

Pada bab ini kami menuliskan praktikum yang telah kami laksanakan dari alat dan bahan, cara kerja, table hasil pengamatan, analisis, dan kesimpulan.

  • Bab IV

Pada bab ini kami menuliskan pertanyaan dari LKS beserta jawabanya, daftar pustaka dan menambahkan lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

PRAKTIKUM 1

  • Karbohidrat

Karbohidart adalah senyawa majemuk yang mengandung unsure C,H dan O. golongan karbohidrat antara lain : gula, tepung dan selulosa yang berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan zat makanan yang banyak menghasilkan energi. Selain sebagai sumber energi , karbohidrat juga berfungsi dalam penyediaan bahan pembentukan protein dan lemak serta menjaga keseimbangan asam dan basa.

  • Protein

Salah satu makanan yang dibutuhkan oleh tubuh ialah protein. Protein adalah senyawa majemuk yang tersusun atas unsure-unur N,H,O, dan N. Menurut asalnya protein dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu

  • Protein yang berasal dari hewan, disebut protein hewani. Protein hhewani tergolong protein kelas satu.
  • Protein yang berasal dari tumbuhan, disebut protein nabati. Protein nabati tergolonh protain kelas dua.

Suatu makanan disebut sempurna proteinnya apabila asam amino yang terbentuk didalamnya mengandung asam amino yang lengkap dan cukup jumlahnya untuk keperluan tubuh.

Makanan yang berasal dari hewan ternak, misalnya telur,susu,daging, merupakan makanan yang proteinnya sempurna. Makanan yang berasal dari tumbuhan, pada umumnya mempunyai protein yang bernilai rendah., kecuali dalam berbagai jenis kacang-kacangan, terutama kedelai.

  • Lemak

Zat lemak merupakan senyawa majemuk. Molekul-molekul lemak tersusun atas unsure-unsur C, H, O, tetapi kadang-kadang juga terdapat unsure P dan N. Lemak merupakan senyawa organic yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam zat pelarut organic, seperti kloroform, eter,dan minyak tanah. Sumber lemak berasal dari hewan yaitu daging, telur, susu, ikan dan sebainya. Sedangkan sumber lemak dari tumbuhan adalah kedelai, kacang tanah, mentega, kelapa, minyak kelapa, dan sebagainya.

  • Glukosa

Glukosa merupakan bagian dari karbohidrat yang tergolong dalam monosakarida. Glukosa hamper selalu terdapat dalam sel hidup. Glukosa terutama yang terdapat dalam darah sangat penting digunakan dalam bahan baker untuk menghasilkan energi.

  • Vitamin C

Ada beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang disebut Vitamin. Vitamin bukan sumber energi , tetapi vitamin melakukan fungsi regulator. Vitamin C = asam askorbinat ( C6H6O6 ) berguna untuk metabolisme lemak, pembentukan jaringan ikat dan untuk kesehatan gusi. Vitamin C bersumber dari sayur , buah ( jeruk, nanas, tomat, cabai, papaya, belimbing dsb ), organ hewan ( hati dan ginjal ).

PRAKTIKUM II

Ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara mekanik maupun kimia yang terjadi dalam mulut. Ludah terdiri dari campuran zat kimia, tetapi sebagian besar terdiri dari air. Salah satu fungsi air ludah adalah untuk mencampur makanan menjadi lembek dan mudah di telan. Perubahan ini merupakan perubahan secara mekanik. Fungsi lain ialah untuk bereaksi dengan molekul-molekul zat makanan. Reaksi itu menghasilkan molekul-molekul gula rangkap dan molekul-molekul tepung yang lebih kecil. Perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Ludah mengandung enzim yang disebut amylase atau ptyalin. Amylase dapat membantu reaksi in, dan disebut sebagai katalisator. Enzim adalah zat kimia organic yang dihasilkan oleh sekelompok sel tertentu dalam tubuh dan membantu dalam mempercepat reaksi antara molekul-molekul tepung dan molekul-molekul air.

BAB III

PRAKTIKUM 1

I. ALAT DAN BAHAN

1 Rak tabung reaksi

2 Tabung reaksi

3 Pipet

4 Penjepit tabung reaksi

5 Gelas kimia

6 Kertas buram

7 Pembakar siritus

8 Larutan Lugol

9 Larutan Biuret

10 Larutan Benedict

11 Bahan makanan, yaitu nasi, putih telur, gula, cabe, kacang tanah, larutan buah belimbing.

II. CARA KERJA

UJI MAKANAN

1 Menyediakan 4 tabung reaksi untuk uji amylum, protein dan glukosa

2 Mengisikan tabung reaksi masing-masing dengan larutan nasi, putih telur, gula, cabe dan kacang tanah setinggi 1 cm

3 Meneteskan 3 tetes lugol, kemudian mengamati perubahan warna.

4 Mengulangi cara kerja nomor 2 kemudian meneteskan 3 tetes Biuret

5 Mengulangi cara kerja nomor 2 kemudian meneteskan Benedict lalu memanaskan.

UJI LEMAK

1 Menyiapkan kertas buram

2 Menggambar 6 kotak pada kertas buram dan memberikan nama bahan makanan pada masing-masing kotak

3 Mengoleskan keenam bahan makan tadi sesuai dengan nama kotak

4 Mengeringkan kertas yang telah dioleskan keenam bahan makanan

5 Mengamati

UJI VITAMIN C

1 Mengisikan 4 tabung reaksi dengan amyloyodida

2 Meneteskan cabai dan buah belimbing hingga berubah warna

3 Mencatat banyaknya tetesan

4 Meneteskan cabai dan buah belimbing hingga berubah warna sambil dipanaskan

5 Mencatat banyaknya tetesan

III. HASIL PENGAMATAN

TABEL UJI MAKANAN

NO

Zat Makanan

Warna Awal

Reaksi / Perubahan Warna

Lugol

Biuret

Benedict + Panas

1

Nasi

Putih

Ungu kebiru-biruan

Menjadi lebih kuning dan bergel

-

2

Putih telur

Putih

-

Menjadi keungu-unguan

Bening, kuning

3

Gula

Kuning

Menjadi lebih kuning

-

Menjadi hijau

4

Cabe

Merah

-

-

-

5

Kacang tanah

Putih

Ungu muda

Coklat muda

-

TABEL UJI LEMAK

No

Bahan Makanan

Transparan

1

Nasi

O

2

Putih telur

O

3

Gula

P

4

Cabe

O

5

Kacang tanah

P

6

Buah belimbing

O

Keterangan :

O : Tidak transparan

P : Transparan

TABEL UJI VITAMIN C

No

Bahan Makanan

Tidak dipanaskan

Dipanaskan

1

Cabai

6 tetes

4 tetes

2

Buah belimbing

8 tetes

6 tetes

IV. ANALISIS DATA

  • Nasi yang ditetesi dengan 3 tetes larutan lugol menjadi berwarna ungu kebiru-biruan. Jika ditetesi dengan larutan biuret, warnanya berubah menjadi agak kuning dan berubah menjadi gel. Jika ditetesi dengan larutan benedict dan dipanaskan maka tidak berybah warna. Sehingga nasi mengandung amylum karena jika ditetesi dengan larutan lugol berubah warna menjadi ungu kebiru-biruan.

  • Putih telur yang ditetesi dengan larutan lugol tidak berubah warna. Jika ditetesi dengan larutan biuret berubah warna menjadi keungu-unguan. Jika ditetesi dengan benedict dan dipanaskan maka berubah warna menjadi bening kekuning-kuningan. Maka putih telur mengandung protein karena jika ditetesi dengan biuret berubah warna menjadi keungu-unguan.

  • Gula yang ditetesi dengan larutan lugol warnanya berubah menjadi lebih kuning dari warna sebelumnya. Jika ditetesi dengan larutan biuret warnanya tidak berubah. Jika ditetesi larutan benedic dan dipanaskan warnanya berubah menjadi hijau. Maka larutan gula mengandung glukosa karena berubah warna menjadi hijau jika ditetesi larutan benedict dan dipanaskan.

  • Larutan cabai yang di tetesi dengan lugol, biuret dan benedict tidak terjadi perubahan warna. Maka cabai tidak mengandung amylum, protein, dan glukosa.

  • Kacang tanah yang ditetesi dengan larutan lugol berubah warna menjadi ungu muda. Jika ditetesi dengan biuret berubah warna menjadi coklat muda. Jika ditetesi dengan benedict dan dipanaskan tidak terjadi perubahan warna. Maka kacang tanah mengandung protein, karena jika ditetesi dengan biuret berubah warna menjadi coklat muda.

  • Pada pengujian lemak larutan yang akan diuji pada kertas buram. Setelah kering pada larutan gula dan kacang tanah terlihat transparan. Sedangkan pada nasi, putih telur, cabai dan buah belimbing tidak transparan. Maka kacang tanah dan gula mengandung lemak.

  • Pada pengujian vitamin C, larutan yang akan diuji seperti cabe dan buah belimbing diteteskan pada larutan Al ( Amylodida ) sampai berubah warna. Ternyata di bututhkan 6 tetes cabai dan 8 tetes buah belimbing tanpa dipanaskan. Dan 4 tetes cabe dan 6 tetes buah belimbing dengan dipanaskan.

V. KESIMPULAN

1 Kesimpulan dari praktikum uji makanan yang kami lakukan adalah bahwa :

  • Nasi merupakan sumber dari karbohidrat
  • Putih telur merupakan bahan makanan yang mengandung protein
  • Gula mengandung glukosa dan lemak
  • Kacang tanah mengandung protein dan lemak

Sehingga setiap makanan mengandung zat yang berbeda-beda

2 Kesimpulan dari praktikum uji vitamin C yang kami lakukan adalah bahwa:

Cabai dan belimbing mengandung vitamin C. Cabai mengandung vitamin C yang lebih besar daripada buah belimbing. Serta vitamin C akan lebih cepat bereaksi pada suhu tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. Buku Biologi 2. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional, 1999.

Pratiwi . Buku Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga, 2004.

LKS Kelas XI Semester Genap. Solo : Star Idola, 2010.